Aktivitas manusia berikut ini menjadi salah satu penyebabnya, yaitu pengumpulan telur penyu untuk dijual sebagai hidangan istimewa untuk para turis, perusakan pantai-pantai penyu untuk membangun hotel, penjualan tempurung penyu sebagai souvenir di pasar lokal, dan polusi air. Penyu juga menderita karena adanya praktek pemancingan yang merusak karena mereka sering mati tersangkut di jaring pukat. Faktanya adalah perlindungan penyu laut oleh konvensi internasional dan undang-undang Indonesia tidak memberikan efek yang diharapkan seperti yang diinspirasikan oleh aktivis lingkungan Ceko yang merilis proyek Mořské želvy.cz.

Tujuan utama proyek ini adalah untuk membantu perlindungan penyu lokal lebih efektif dan untuk mengurangi produk penyu di pasaran (telur dan tempurung). Hana Svobodova sebagai penggagas dan coordinator proyek Mořské želvy.cz saat ini telah datang ke Indonesia untuk beberapa tahun. Setelah lulus dari Jurusan Ilmu Lingkungan, Fakultas Ilmu Pengetahuan di Universitas Charles di Praha, dimana dia fokus pada penyu laut dan ancaman yang mungkin bias mereka ekspos, dia belajar Bahasa Indonesia di Universitas Padang di Sumatra. Sejak itu, dia telah bekerja sebagai penasehat ahli di beberapa pusat perlindungan penyu laut di Indonesia. Saat ini, dia bekerja sama secara intens dengan Konservasi Biota Laut Berau, Borneo. Sebagai bagian dari usahanya, dia juga mencoba untuk mengajarkan turis, penduduk lokal dan anak-anak mereka. Aktivitasnya di bidang advokasi publik didukung oleh Kementerian Lingkungan Republik Ceko. Dengan dukungan kementerian dia menciptakan permainan papan khusus untuk mengasah ingatan tentang penyu, ancaman serta cara-cara untuk melindungi mereka.

Informasi lebih lanjut mengenai penyu laut dan proyek ini di Indonesia bisa ditemukan di laman video , Mořské želvy.cz, Facebook proyek ini, dan laman Yayasan Penyu.