česky  english  bahasa indonesia 

Pencarian lanjutan
Notifikasi artikel Cetak Perkecil ukuran huruf Perbesar ukuran huruf

Mengapa Malam Hitam

(Artikel ini kadaluarsa 15.11.2014.)

Artis Barbora Šlapetová dan Lukáš Rittstein mempertunjukkan enam belas tahun interaksi mereka dengan Yali Mek dan suku Korowai Batu di Papua. Hari Rabu, 20 November 2013 jam 7 malam di Kunstkring Paleis di Jakarta.

Barbora Šlapetová seorang fotografer dan pelukis dan seorang pemahat Lukáš Rittstein telah bersama-sama mengunjungi wilayah yang sama di Papua Barat sejak 1997. Mereka meneliti dan mencatat secara artistik dan dokumenter tentang bagaimana manusia terakhir di Jaman Batu memasuki dunia globalisasi.  Lima belas tahun yang lalu  para kepala suku yang tidak memiliki ide apapun mengenai eksistensi dari peradaban modern, saat ini mereka berkomunikasi dengan pemerintah provinsi dan misionaris tentang dukungan finasial dan medis. Generasi baru Papua juga sudah bersekolah. Cerita lama yang telah disampaikan dari mulut ke mulut kini hampir terlupakan, bahkan tidak diceritakan kembali.

Para penulis sudah mencatat percakapan-percakapan unik dengan para kepala suku dari kedua suku lokal sebelum mereka pernah berkomunikasi langsung dengan dunia di luar teritori mereka. Catatan ini kemudian dipublikasikan dalam dua buku yang dilengkapi dengan foto-foto yang menarik. Di dalam salah satu buku tersebut juga terdapat percakapan antara dua pemimpin suku yang tinggal berjauha, ialah Presiden Ceko Václav Havel yang bertanya jawab dengan kepala suku Yalik Mek.

Dalam percakapan mereka dengan orang-orang Papua, para artis ini mecoba untuk menjelaskan dan menunjukkan karya mereka. Hasilnya berupa pahatan dari beberapa bagian tubuh para pahlawan suku sehingga selanjutnya menjadi suatu penggabungan antara ritual tradisional dari penduduk asli dengan seni kontemporer terkini.

Dalam kunjungan terakhir mereka di Papua, para artis ini juga ditemani oleh Astronot NASA Leroy Chiao dalam rangka memenuhi permintaan dari para anggota suku untuk bertemu dengan kepala suku yang tinggal berjauhan dan dapat berpergian ke langit seperti yang mereka lakukan di dalam dongeng. Astronot ini mewujudkan ide asli orang Papua tentang bintang-bintang yang diungkapkan seperti mata para manusia dan binatang yang berpergian ke langit di malam hari untuk melihat mereka yang sedang tertidur. Sebuah video rekaman yang diambil selama kunjungan Astronot ini telah digubah menjadi film puisi di Papua.

Tahun ini, Barbora dan Lukáš membawa satu edisi cerita tentang suku yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia untuk menunjukkan diri mereka kepada anak muda Papua yang menuntut ilmu di sekolah-sekolah Indonesia dan tertarik untuk belajar tentang cerita yang hampir terlupakan mengenai para nenek moyang mereka.

Barbora Šlapetová dan Lukáš Rittstein tinggal dan bekerja di Republik Ceko . Kedua buku mereka ditulis berdasarkan dongeng-dongeng dari suku Papua, Mengapa Malam Hitam dan Jangan Mendekat Sedikitpun Lagi telah diluncurkan disana. Mereka juga akan berbicara tentang proyek mereka yang menyatukan seni dengan etnografi ini pada Rabu, 20 November 2013 jam 7 malam di Kunstkring Paleis, Jl. Teuku Umar No 1, Menteng, Jakarta Pusat. Untuk berpartisipasi, silakan mendaftar ke Kedutaan Besar Ceko (21-2396112 ext.18, Ms Agusmia Putri Haerani) atau ke Tugu Kunstkring Paleis (21-3900899).

Why The Night Is Black